Jumat, 15 Februari 2013

Krawang-Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak mau lagi mendengar deru kami,
Terbayang kami maju mengedap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda, yang ditinggal tulang diliputi debu
Kenang, Kenanglah kami

Kami sudah coda apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang yang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan, dan harapan
atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pertanyaan dan impian

Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring di Krawang-Bekasi

Oleh chairil anwar
Lihat selengkapnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar